Sabtu, 07 April 2012

Sport

Tundukkan Napoli 3-1 Lazio Amankan Peringkat Tiga


Lazio, berpeluang besar ke Liga Champion musim depan. (Getty Images)
Lazio untuk sementara mengamankan posisi tiga klasemen alias zona Liga Champion usai menekuk Napoli 3-1 di lanjutan Serie A, Ahad (8/4) dini hari WIB. Pertarungan kedua tim kali ini ibarat playoff merebut tiket ke Liga Champion. Sebelum laga berlangsung, Lazio duduk di peringkat empat dengan 51 poin, sementara Napoli di posisi lima dengan 48 poin.
Tampil di Olimpico Lazio unggul cepat. Baru sembilan menit berjalan anak asuh Edy Reja sudah berhasil unggul 1-0 melalui gol hasil tendangan Antonio Candreva.
Tertinggal, Napoli coba bangkit. Menit ke-34 mantan punggawa Lazio, Goran Pandev berhasil menyamakan kedudukan menjadi 1-1 usai memanfaatkan umpan terobosan Ezequiel Lavezzi. Hingga turun minum skor tetap sama kuat.
Memasuki babak kedua permainan masih berimbang, namun Lazio yang akhirnya berhasil mencetak gol di menit ke-68 melalui sang kapten, Stefano Mauri. Memanfaatkan umpan tarik Stefan Radu, Mauri melepaskan tendangan salto kaki kiri ke pojok kanan gawang kawalan Morgan De Sanctis.
Napoli coba bangkit, intensitas serangan terus ditingkatkan. Lavezzi sempat menjebol gawang Lazi menit ke-74 usai menerima umpan Edinson Cavani, namun gol itu dianulir karena sebelumnya Cavani sudah terjebak offside.
Petaka untuk Napoli terjadi di menit ke-80. Sebuah pelanggaran keras Miguel Britos terhadap Tommaso Rocchi memaksa wasit menunjuk titi putih. Cristian Ledesma yang dipercaya sebagai eksekutor berhasil menjalankan tugas dengan baik untuk membawa Biancoceleste unggul 3-1.
Hingga bubaran Lazio mampu mempertahankan keunggulan. Kemenangan ini membawa Lazio ke posisi tiga dengan 54 poin, unggul tiga poin dari Udinese di posisi empat. Sementara untuk Napoli kekalahan ini belum menutup kans mereka ke Liga Champion.
Meski tertinggal enam poin dari Lazio, namun mereka masih punya tujuh pekan sisa untuk mengubah keadaan.
****
Lazio: Marchetti; Konko, Diakitè, Biava, Radu; Cana (Brocchi 75), Ledesma; Candreva (Scaloni 90), Hernanes (Gonzalez 46), Mauri; Rocchi
Napoli: De Sanctis; Campagnaro, Cannavaro, Britos, Aronica (Dossena 72); Dzemaili, Inler, Hamsik; Pandev (Vargas 79), Lavezzi; Cavani

Barcelona Bekuk Sepuluh Pemain Zaragoza 4-1

Lionel Messi (Getty Images)
Barcelona terus menjaga jarak dari pimpinan klasemen Real Madrid. Kemenangan 4-1 atas tuan rumah Real Zaragoza, Ahad (8/4) dini hari WIB membuat selisih poin dengan sang rival menjadi tiga poin. Laga ini tidak dimenangkan Barca dengan mudah, sejak awal Zaragoza mampu memberi perlawanan alot.
Menit ke-24 tuan rumah mendapat hadiah penalti menyusul pelanggaran Victor Valdes terhadap Angel Lafita. Sial untuk Zaragoza, Aranda gagal menuntaskan penalti setelah bola sepakannya ditepis Valdes.
Berselang enam menit kemudian Aranda membayar lunas kegagalan penalti ketika berhasil mencetak gol melalui kepalanya. 1-0 Zaragoza unggul.
keunggulan Zaragoza tak bertahan lama, Barca hanya butuh enam menit untuk menyamakan kedudukan lewat Carles Puyol. Gol Puyol tak lepas dari kesalahan kiper Zaragoza, Roberto. Skor 1-1 tak bertahan lama, hanya tiga menit kemudian atau tepatnya di menit ke-39 Barcelona berbalik unggul melalui Messi.
Jelang turun minum petaka datang untuk tuan rumah. Pelaggaran keras Abraham terhadap Alexis Sánchez memaksa wasit mengelurkan kartu merah langsung. Alhasil Zaragoza harus bermain dengan sepuluh pemain di sisa 45 menit.
Meski kekurangan jumlah pemain, namun Zaragoza tetap mampu bermain baik. Barca beberapa kali dibuat kelabakan menahan serangan Zaragoza.  Statistik penguasaan bola memang dipegang Barca, namun total tendangan kearah gawang yang dilakukan Zaragoza sama dengan jumlah yang dilepaskan Blaugrana, 14 kali.
Memasuki menit akhir pertandingan Zaragoza mulai keletihan. Barca berhasil mengambil keuntungan dari pincangnya tuan rumah dengan menambah dua gol di menit ke-86 dan 90' yang dicetak oleh Messi an Pedro Rodriguez.
Hingga bubaran skor 4-1 untuk Barca tidak berubah. Tambahan tiga poin membuat Blaugrana mengoleksi 75 poin, masih tertinggal dari Madrid di puncak dengan torehan 78 poin.


Juve Capolista Conte Puas
Husein Noval

Antonio Conte (Getty Images)
Juventus sukses merebut puncak klasemen semenara Serie A usai membungkam tuan rumah Palermo 2-0, Ahad (8/4) ini hari WIB. Keberhasilan menjadi caposlita memuaskan sang pelatih, Antonio Conte. Kemenangan Juve di Sisilia ditentukan oleh gol Leonardo Bonucci dan Fabio Quagliarella masing-masing pada menit ke-56 dan 69. Melihat bagaimana dominannya La Vecchia Signora sepanjang pertandingan, ini memang hasil yang pantas.
Sukses Juve menggeser AC Milan dari puncak klasemen disambut antuasia oleh Conte. Dengan Serie A yang hanya menyisakan tujuh pekan, keberhasilan ini membuat Nyonya Tua sedikit diatas angin.
"Saya selalu lebih senang jadi pimpinan klasemen, karena dengan demikian segalanya akan tergantung anda dan anda tidak harus menggantungkan harapan pada yang lain," ujar Conte kepada Football Italia.
"Kami mengambil keuntungan dari hasil pertandingan Milan di dua laga terakhir. Masih ada tujuh laga sisa dan kami akan menghadapi jadwal lebih berat, tapi kami juga makin percaya diri dan terus berkembang dari hari ke hari."
Pada laga di Renzo Barbera, Juve sangat mendominasi permainan. Total Juve membuat 22 tendangan ke arah gawang Palermo dengan delapan diantaranya on target, sementara Palermo cuma bisa melepas enam tendangan dan hanya satu yang on target.
"Kami memiliki banyak peluang di babak pertama dan gagal menyelesaikannya. Palermo membuat kami sanggup mengendalikan permainan, karena mereka hanya menunggu dengan menumpuk lima pemain belakang. Mereka pantas dipuji karena membuat kami kesulitan."
"Kami masih belum terkalahkan dan itu membuat kami sangat bangga," tuntasnya.

Mata Pastikan Poin Penuh The Blues


Gol telat Juan Mata ke gawang Wigan. (Getty Images)
Chelsea berhasil mengalahkan Wigan Athletic dengan susah payah dalam lanjutan Premier League, Sabtu (7/4). Bermain di Stamford Bridge, The Blues dipaksa menunggu hingga menit akhir untuk memastikan kemenangan 2-1 lewat gol Juan Mata. Chelsea mendominasi permainan sejak awal, tapi faktanya Mata cs. kerap kesulitan membongkar lini belakang Wigan.
Di babak pertama Chelsea memperoleh banyak peluang, Didier Drogba beberapa kali mengancam, namun usahanya selalu gagal membuahkan hasil. Penampilan hebat Ali Al-Habsi dibawah mistar Wigan juga punya kontribusi besar atas mandulnya The Blues.
Memasuki babak kedua Chelsea akhirnya bisa memecah kebuntuan. Menit ke-61 pemain belakang, Branislav Ivanovic merobek gawang Wigan.  Gol itu sempat diprotes kubu tim tamu karena dianggap offside, namun wasit yang memimpin pertandingan, Mike Jones tetap mengesahkan gol tersebut.
Tertinggal, Wigan coba bangkit. Dengan motivasi tinggi untuk menghindari degradasi, penampilan spartan anak asuh Roberto Martinez akhirnya membuahkan gol penyeimbang di menit ke-82 melalui tendangan Mohamed Diame.
Dalam kedudukan 1-1 dan hanya menyisakan delapan menit, Chelsea mulai meningkatkan intensitas serangannya. Mata akhirnya menjadi penyelamat tuan rumah ketika golnya di masa injury time kembali membuat Chelsea unggul 2-1. Skor ini bertahan hingga wasit meniup peluit akhir.
Tambahan tiga poin membawa Chelsea naik ke posisi empat menggeser Newcastle United. Dengan 56 poin, The Blues hanya terpaut dua poin dari Arsenal di zona Liga Champion.
Sementara bagi Wigan, kekalahan ini tak mengubah posisi mereka di peringkat 19. The Latics masih menjadi penghuni zona degradasi dengan koleksi 28 poin.
****
Chelsea: Cech, Ivanovic Luiz, Cahill, Bertrand, Essien (Mikel 74'), Meireles, Malouda (Torres 59'), Sturridge (Kalou 84'), Mata, Drogba

Wigan: Al Habsi, Alcaraz, Caldwell, Figueroa, Boyce, McCarthy, McArthur (Diame 71'), Beausejour (Watson 71'), Moses, Di Santo (Sammon 80'), Maloney

Roberto Mancini Mengaku di Ambang Pemecatan

Roberto Mancini (PAUL ELLIS/Getty Images)

Roberto Mancini mengakui dirinya bisa saja dipecat pada akhir musim panas nanti, meski ada kemajuan yang diraih Manchecter City saat ini. City membidik titel juara yang selama ini lebih banyak dikuasai rival sekota, Manchecter United. City kini berada lima poin di bawah United dengan tujuh laga tersisa.

City mencari titel kemenangan bagi klubnya dengan rival sekota Manchecter United. Mereka saat ini berada lima poin dibawah United dengan tujuh laga tersisa. Pencapaian City saat ini merupakan prestasi terbaiknya di liga, hal itu membuktikan bahwa Mancini memberikan dampak yang besar dibawah kepemimpinannya.
Namun dari pengalaman pahitnya, Mancini tahu tidak ada jaminan pasti dalam dunia sepakbola. Seperti pada pengalamannya saat mengasuh Inter Milan, ia harus angkat koper walaupun kontraknya masih berdurasi empat tahun.
Mancini berharap pihak klub dapat melihat kemajuan yang dibangunnya bersama City selama dua musim terakhir. Hal terpenting yang diingatkan Mancini adalah stabilitas permainan.
"Saya berharap mereka akan melakukan hal itu (menjaga kestabilan tim), jika melihat prestasi kami dua musim ini. Namun, tapi saya sangat tahu dunia sepakbola," ungkap pelatih berusia 47 tahun ini.
"Seperti yang terjadi saat saya di Inter. Kami memberikan tujuh tropi dan sisa kontrak selama empat tahun. jadi, segalanya dapat terjadi di sini dan sesuatu bisa saja berubah dalam satu minggu," lanjut sang manajer.
Memilih menjadi manajer sebuah klub adalah sebuah pekerjaan yang telah dipilihnya. Mancini tahu akan segala konsekuensi yang akan diterima. Namun, hal itu tidak menjadi masalah bagi dirinya.
"Saya tidak masalah dengan hal ini karena ketika kamu bekerja keras untuk pekerjaanmu dengan meningkatkan kualitas tim, itulah yang terpenting."
Ketika ditanya bahwa ia merasa tidak adil jika masa depannya di City dipertanyakan, sementara klub masih mengejar titel juara, Mancini dengan tegas menjawab bahwa semua hal tersebut tidaklah penting baginya. 
"Saya masi memilki masa kontrak satu tahun bersama City. Semenjak kedatangan saya 2,5 tahun yang lalu banyak hal menjadi lebih baik sebagai tim, pemain, dan juga klub. Walaupun begitu, bisa saja kehilangan ini semua. Saat ini yang terpenting skuad kami meraih banyak hal dua tahun ini," jelas pelatih yang pernah menerima penghargaan Premier League Manager of The Month pada Desember 2010.
Ketika Mancini mengambil alih kepelatihan dari Mark Hughes, City berada di posisi ke enam. Namu, lelaki Italia ini mampu finish pada urutan ke lima dan memenangkan FA Cup musim lalu serta mengkatrol posisi masuk ke dalam jajaran The Big Four.
"Saya masih memilki asa jika kami mampu mengangkat tropi dan yang terpenting adalah meraup poin maksimum di tujuh laga tersisa."

Pencapaian City saat ini merupakan prestasi terbaik di liga, hal itu membuktikan bahwa Mancini memberikan dampak yang besar di bawah kepemimpinannya. Namun, dari pengalaman pahitnya, Mancini tahu tidak ada jaminan pasti dalam dunia sepak bola. Saat mengasuh Inter Milan, ia pun harus angkat koper walau kontraknya masih berdurasi empat tahun.
Mancini berharap pihak klub dapat melihat kemajuan yang dibangunnya bersama City selama dua musim terakhir. Hal terpenting yang diingatkan Mancini adalah stabilitas permainan.
"Saya berharap mereka akan melakukan hal itu (menjaga kestabilan tim), jika melihat prestasi kami dua musim ini. Namun, saya sangat tahu dunia sepak bola," ungkap pelatih berusia 47 tahun ini.
"Seperti yang terjadi saat saya di Inter. Kami memberikan tujuh trofi dan sisa kontrak selama empat tahun. Jadi, segalanya dapat terjadi di sini dan sesuatu bisa saja berubah dalam satu pekan," lanjut sang manajer.
Menjadi manajer klub adalah pekerjaan yang telah dipilihnya. Mancini tahu akan segala konsekuensi yang akan diterima. Namun, hal itu tidak menjadi masalah bagi dirinya. "Saya tidak masalah dengan hal ini karena ketika bekerja keras untuk pekerjaanmu dengan meningkatkan kualitas tim, itulah yang terpenting."
Ketika ditanya soal masa depannya di City, sementara klub masih mengejar titel juara, Mancini dengan tegas menjawab bahwa semua hal tersebut tidaklah penting baginya. "Saya masih memilki masa kontrak satu tahun bersama City. Sejak kedatangan saya 2,5 tahun yang lalu banyak hal menjadi lebih baik sebagai tim, pemain, dan juga klub. Walaupun begitu, bisa saja saya kehilangan semuanya. Saat ini yang terpenting tim meraih banyak hal dalam dua tahun terakhir," jelas pelatih yang pernah menerima penghargaan Premier League Manager of The Month pada Desember 2010.
Ketika Mancini mengambil alih kepelatihan dari Mark Hughes, City berada di posisi keenam. Namum, lelaki Italia ini mampu finis pada urutan ke lima dan memenangi FA Cup musim lalu serta mengkatrol posisi dengan masuk ke dalam jajaran The Big Four.
"Saya masih memilki asa jika kami mampu mengangkat trofi dan yang terpenting adalah meraup poin maksimum di tujuh laga tersisa."


Super Cisse Pertahankan Produktivitas di Newcastle
Windu Puspa Ningtyas

Papiss Demba Cisse (Ian Horrocks/Getty Images)
Striker Senegal, Papiss Demba Cisse, menjaga posisi Newcastle United dalam perburuan The Big Four. Hasil cemerlang menang 2-0 berhasil diraih saat bertemu Swansea City, Jumat (6/4).

Cisse mampu membuktikan kepada sang manajer, Alan Pardew yang telah menggelontorkan uang sebesar sepuluh juta pounsterling. Cisse diboyong dari klub Jerman, Freiburg pada tranfer window Januari lalu.
Kini Newcastle hanya terpaut dua poin di bawah Tottenham Hotspur yang menghuni peringakt empat klasemen. Pemain 26 tahun ini berhasil melesakkan gol ke sembilannya dalam delapan laga pertandingan.
Jika Cisse mampu memeprtahankan produktivitasnya di Newcastle, bukan hal yang mustahil mereka meraih tempat untuk Liga Eropa musim depan. Hal itu dapat diraih dengan 'bantuan' rival sekota, Sunderland yang akan menjamu Spurs sabtu (7-4) nanti. Sementara Chelsea yang berada di urutan ke enam akan bentrok dengan Wigan Athletic.
"Ini adalah kemenangan fantastis yang kami raih. Penampilan luar biasa telah kami buktikan dan kami masih memilki kualitas di jalur yang benar," ungkap Pardew kepada Sky Sports.
Sang manajer terus memuji anak asuhnya. Terlebih dengan sembilan gol yang telah ia cetak. Pardew mengatakan bahwa Cisse merupakan pemain terbaik yang mereka miliki.
"Kami beruntung memilkinya," ujar pelatih puji pemain yang pernah menjadi runner up Top Skorer Bundesliga 2010-2011 ini.   
Cisse mampu membuktikan kepada sang manajer, Alan Pardew, yang telah menggelontorkan uang sebesar 10 juta pound. Ia diboyong dari klub Jerman, Freiburg pada transfer window Januari lalu.
Kini Newcastle hanya terpaut dua poin di bawah Tottenham Hotspur yang menghuni peringkat empat di klasemen. Pemain berusia 26 tahun ini berhasil melesakkan gol kesembilan dalam delapan laga pertandingan.
Jika Cisse mampu mempertahankan produktivitasnya di Newcastle, bukan hal yang mustahil mereka meraih tempat untuk Liga Europa musim depan. Hal itu dapat dicapai dengan bantuan rival sekota, Sunderland yang akan menjamu Tottenham Hotspur, Sabtu (7/4). Sementara itu, Chelsea yang berada di urutan keenam akan bentrok dengan Wigan Athletic.
"Ini adalah kemenangan fantastis. Penampilan luar biasa telah kami buktikan dan kami masih memilki kualitas di jalur yang benar," ungkap Pardew kepada Sky Sports.
Sang manajer terus memuji anak asuhnya. Terlebih dengan sembilan gol yang telah ia cetak. Pardew mengatakan bahwa Cisse merupakan pemain terbaik yang mereka miliki.
"Kami beruntung memilikinya," ujar Pardew, memuji pemain yang pernah menjadi runner-up Top Skor Bundesliga 2010/11 ini.



Allen Perlahan Mulai Tersingkir


Ray Allen (Elsa/Getty Images)
Sangat jarang kita menyaksikan salah satu anggota the big three yang dimiliki Boston Celtics, Ray Allen, memulai laga dari bangku cadangan. Namun, pemandangan itulah yang terlihat ketika Celtics takluk dari Chicago Bulls, 93-86, Kamis (5/4), waktu setempat.

Allen, saat ini berusia 36 tahun, sebelumnya absen selama dua minggu akibat cedera engkel. Selama dia beristirahat, pelatih Celtics, Doc Rivers, memainkan guard muda yang sedang naik daun, Avery Bradley. Namun, ketika ia kembali, Rivers tetap memainkan Bradley dan meninggalkan Allen di bench.
Hanya empat kali dalam 1.145 penampilan sejak Allen memulai karier di kompetisi NBA di mana dia tidak memulai laga sebagai starter. Hebatnya, mantan pemain Milwaukee Bucks dan Seattle SuperSonics itu menerima peran barunya dengan lapang dada. Dia bahkan bermain selama 31 menit dan memasukkan lima dari 10 tembakan untuk menghasilkan 14 poin.
"Semua orang membicarakan masalah ini. Kalau mau jujur, saya tidak ingin jadi cadangan. Namun, jika memang ini yang dibutuhkan tim, aku akan dengan senang hati melakukannya," ujar Allen kepada Boston Herald seperti dikutip dari Sports Illustrated.
"Ini hanyalah masalah ego. Saya bukan seseorang yang egois, selalu meminta jadi starter di setiap laga, dan mengorbankan kepentingan tim. Pada akhirnya menit bermain saya juga tidak banyak berubah," tambahnya.
Allen, pemegang rekor memasukkan tembakan tiga angka terbanyak di NBA, musim ini banyak menghabiskan waktunya untuk berjuang melawan cedera. Dia membukukan rata-rata 14,3 poin per pertandingan untuk membantu Celtics meraih rekor 30-24 dan berjuang memuncaki Divisi Atlantik serta meraih unggulan keempat babak playoff Wilayah Timur kompetisi NBA.

RvP, Skor 5-5 Mengapa Tidak?
Octa Kusuma Nugraha

Robin van Persie (Laurence Griffiths/Getty Images)
Hujan gol diperkirakan hadir kala Arsenal menjamu Manchester City di Stadion Emirates pada Minggu (8/4) malam wib. Celotehan ini keluar langsung dari mulut Robin van Persie. 
RVP, Skor 5-5 Mengapa Tidak?
Hujan gol diperkirakan hadir kala Arsenal menjamu Manchester City di stadion Emirates pada Minggu (8/4) malam wib. Tak main-main, celotehan ini keluar langsung dari mulut Robin van Persie (RVP). 
Penyerang The Gunners yang telah mengoleksi 26 gol di ajang Liga Inggris ini menilai, performa labil yang mendera sang rival, Manchester City, akan membuat laga semakin menarik. Ya, The Citizen kerap melesakkan tiga atau lima gol dalam satu pertandingan. Tapi terkadang, nihil sama sekali.
"Hal ini membuat menarik penggemar karena kami pun bisa mencetak lima (gol) dalam satu pertandingan di musim ini," ujar Persie.  
"Melawan tim-tim besar mereka dapat melakukannya juga, sehingga mungkin 5-5 (skor akhir). Anda tidak pernah tahu!" tambahnya.
Pernyataan pemain bernomor punggung 10 ini cukup beralasan. Tengok hujan gol masing-masing klub. Arsenal sukses mempermalukan tuan rumah Chelsea 5-3, dan membantai Tottenham 5-2 pada Februari silam. Tak mau kalah, klub asal kota Manchester pun berhasil membungkam Tottenham dengan skor 5-1, lalu pada medio Oktober 2011 sukses melumat rival sekota, Manchester United, dengan hasil fantastis 6-1.
Kenyataan inilah yang membuat RVP optimis skor akhir 5-5 dapat terjadi. Meski tak dapat dipungkiri pada pertemuan pertama paruh musim, hanya tercipta satu gol untuk kemenangan The Citizen.
Penyerang The Gunners yang telah mengoleksi 26 gol di ajang Liga Inggris ini menilai performa labil yang mendera sang rival, Manchester City, akan membuat laga sangat menarik. Ya, mengingat The Citizens kerap melesakkan tiga atau lima gol dalam satu pertandingan. Tapi terkadang, nihil sama sekali.
"Hal ini membuat menarik penggemar karena kami pun bisa mencetak lima gol dalam satu pertandingan di musim ini," ujar Van Persie di Arsenal.com.
"Melawan tim-tim besar mereka dapat melakukannya juga, sehingga mungkin skor 5-5. Anda tidak pernah tahu!" tambahnya.
Pernyataan pemain bernomor punggung 10 ini cukup beralasan. Tengok laga panen gol masing-masing klub. Arsenal sukses mempermalukan tuan rumah Chelsea 5-3, dan membantai Tottenham 5-2 pada Februari silam. Tak mau kalah, klub asal kota Manchester pun berhasil membungkam Tottenham dengan skor 5-1, kemudian pada medio Oktober 2011 melumat rival sekota, Manchester United, dengan hasil fantastis 6-1.
Kenyataan ini yang membuat RVP optimistis skor akhir 5-5 dapat tercapai. Meski tak dapat dipungkiri, hanya sebiji gol tercipta saat kedua tim bertemu pada laga paruh musim Desember silam. Kala itu The Citizens sukses meraih tiga angka.


Abou Diaby Bertekad Menjawab Kepercayaan Wenger
Windu Puspa Ningtyas

Abou Diaby (Stuart MacFarlane/Getty Images)

Abou Diaby bertekad untuk mengembalikan kepercayaan sang manajer Arsenal, Arsene Wenger. Diaby memang masih dibekap cedera. ia telah menjalani operasi engkel dan sampai saat ini masih dalam masa penyembuhan.

Midfielder, Abou Diaby, memang masih dibekap cedera. Oleh karenanya, 
pemain timnas Prancis ini gagal untuk menorehkan prestasi di Premier 
League musin ini. Meskipun begitu, Wenger tetap yakin Diaby akan menjadi 
pemain besar.
Dengan kepercayaan yang diberikan, Diaby sangat berterima kasih kepada The 
Gunners yang telah memberikan dukungan ditengah masalah kebugaran yang 
dihadapinya. 
"Saya hanya harus melanjutkan semuanya dan tetap fokus dalam masa 
rehabilitasi. Saat ini saya berada di jalur yang benar," ujarv pemain 
berusia 25 tahun ini.

Meski begitu, Wenger tetap yakin Diaby akan menjadi pemain besar. Wenger juga tidak memaksakan dirinya untuk lekas kembali kelapangan. Sang manajer tahu dengan baik keadaan engkel Diaby.
"Keadaannya tidak begitu baik. Namun, operasi telah berjalan baik," ungkap Wenger November tahun lalu.
Dengan kepercayaan yang diberikan, Diaby sangat berterima kasih kepada The Gunners yang telah memberikan dukungan di tengah masalah kebugaran yang dihadapinya.
"Saya hanya harus melanjutkan semuanya dan tetap fokus dalam masa rehabilitasi. Saat ini saya berada di jalur yang benar," ujar pemain berusia 25 tahun ini.


0 komentar:

Posting Komentar